BULUKUMBA—Pasca pandemi Covid-19 tingkat kemiskinan Kabupaten Bulukumba perlahan menurun. Tercatat tahun 2020 tingkat kemiskinan sebesar 7,10 persen lalu kemudian naik tahun 2021 menjadi 7,43 persen yang disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah pusat terkait pembatasan aktifitas masyarakat dalam rangka penanggulangan wabah virus korona.
Seiring meredahnya pandemi Covid-19, aktifitas usaha masyarakat juga mulai terbuka dan perekonomian mulai bergerak kembali.
Tahun 2022, angka kemiskinan Bulukumba menunjukkan angka yang positif. Sesuai data Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kota Tahun 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, angka kemiskinan Kabupaten Bulukumba berada pada angka 7,39 persen atau mengalami penurunan dari 7,43 persen pada tahun 2021.
Dalam data BPS, tergambar Kabupaten Bulukumba berada pada posisi 7 besar paling terendah tingkat kemiskinannya setelah Gowa (7,36), Luwu Timur (6,81), Wajo (6,57), Parepare (5,41), Sidrap (5,11) dan Makassar (4,58)
Menurut Statistisi Madya BPS Sulsel, Suri Handayani bahwa berdasarkan data BPS pada Maret 2023 untuk tingkat Kab/kota, angka kemiskinan terendah ialah Makassar dengan mencatatkan angka 4,58 persen.
Jumlah keseluruhan itu meningkat 6,5 ribu orang dibanding September 2022 dan meningkat 11,41 ribu orang dibanding Maret 2022.
“Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 8,70 persen, meningkat 0,04 persen poin terhadap September 2022 dan meningkat 0,07 persen poin terhadap Maret 2022,” kata Suri Handayani pekan lalu yang dikutip dari mediata.id.
Lebih lanjut dikatakan pada Maret tahun ini, Garis Kemiskinan tercatat sekira Rp 436.025,-/kapita/bulan. Dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp325.418,- (74,63 persen). Lalu, Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp110.607,- (25,37 persen).
Pada bulan yang sama, rumah tangga miskin di Sulsel rerata memiliki 5,37 orang anggota rumah tangga. Artinya besar Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp 2.341.454,-/rumah tangga miskin/bulan.
Pada waktu yang sama, penduduk miskin perkotaan dan perdesaan sama-sama naik. Perkotaan mencatatkan sebanyak 3,7 ribu orang dibanding September 2022. Atau mencapai 211,48 ribu orang per Maret 2023.
Sedangkan, penduduk miskin perdesaan dari 574,51 ribu orang pada September 2022, menjadi 577,37 ribu orang per Maret 2023.
Menanggapi data tersebut, Kabid Humas Diskominfo Andi Ayatullah Ahmad mengatakan meski persentase angka kemiskinan Bulukumba menurun, namun belum menunjukkan progres yang tajam. Masih dibutuhkan kerja keras berbagai pihak khususnya OPD dalam melaksanakan program kegiatan yang mengarah pada pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Tapi dibandingkan dengan daerah di wilayah selatan, Bulukumba yang paling terendah kemiskinannya,” imbuhnya.
Berikut ini urutan Tingkat Kemiskinan Kab/Kota di Sulawesi Selatan Tahun 2022
Pangkep (13,92 Persen)
Jeneponto (13,73 Persen)
Luwu Utara (13,22 Persen)
Luwu (12,49 Persen)
Enrekang (12,39 Persen)
Kepulauan Selayar (12,24 Persen)
Tana Toraja (12,18 Persen)
Toraja Utara (11,65 Persen)
Bone (10,58 Persen)
Maros (9,43 Persen)
Bantaeng (9,07 Persen)
Sinjai (8,80 Persen)
Pinrang (8,79 Persen)
Barru (8,40 Persen)
Takalar (8,25 Persen)
Palopo (7,78 Persen)
Soppeng (7,49 Persen).
Bulukumba (7,39 Persen)
Gowa (7,36 Persen)
Luwu Timur (6,81 Persen)
Wajo (6,57 Persen)
Parepare (5,41 Persen)
Sidenreng Rappang (5,11 Persen)
Makassar (4,58 persen)