BULUKUMBA, NS— Meski musim bajak sawah untuk pertanian telah berlalu, namun aktivitas pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis solar dan pertalite dalam jumlah banyak masih kerap ditemukan di sejumlah SPBU di Kabupaten Bulukumba.
Para pelangsir menggunakan rekomendasi pembelian BBM dari desa untuk kebutuhan pertanian. Namun anehnya, jumlah pembelian BBM diluar batas.
“Rekomendasi hanya 450 liter per minggu tapi yang diliat di SPBU kadang full mobil pick up (40 jerigen). Kan aneh,”kata U kepada Nuansasulsel.com, Rabu (20/03/2024).
Kendati demikian, Ia pun kerap menemukan beberapa SPBU yang diduga membiarkan praktik-praktik culas di Bulukumba. Bahkan kata dia, kalau pihaknya mempertanyakan peruntukannya, ada-ada saja oknum yang mengintimidisainya.
“SPBU di Jalan Ahmad Yani Ujung Bulu misalnya, niat cuman pertanyakan rekomendasi. Eh malah dituduh malak. Padahal jelas-jelas pelangsir bersikukuh mengatakan kalau saya tidak memalak,” ujarnya.
“SPBU Tanete juga, ada yang tidak pake rekomendasi tapi tetap dilayani. Kedok nya macam-macam. Ada yang pake pete-pete agar tidak kentara kalau yang dia angkut BBM Solar/Pertalite.Polisi kemana?” sambungnya.
Informasi yang dihimpun nuansasulsel.com, kedok baru digunakan, BBM jenis pertalite banyak dibawa keluar daerah. Dimana jerigen yang berisi BBM di susun rapih, setelahnya di susun telur dibagian atas jerigen sehingga mobil yang pick up yang membawa terlihat seperti penjual telur. Padahal bagian bawah bertumpuk BBM industri.
“Pakai rangka besi kan mobilnya. Jadi bensin di bagian bawa 35 jerigen diatasnya itu disusun mi telur sampai diatas. Kemudian dibawa keluar daerah. Intinya kalau bukan tabung, pertalite, itu ji yang dua” ungkap sumber yang minta namanya tidak ditulis.